bukan Majalah basi - Negara Brunei Darussalam adalah negara berdaulat di Asia Tenggara yang terletak di pantai utara pulau Kalimantan. Negara ini memiliki wilayah seluas 5.765 km². Ibukota Brunei adalah Bandar Seri begawan dengan bahasa resminya Melayu dan bentuk pemerintahannya adalah Monarki Absolut yang dipimpin oleh seorang Sultan yang bernama Sultan Hassanal Bolkiah. Brunei mendapat kemerdekaannya dari Inggris pada 1 Januari 1984, dikutip dari id.wikipedia.org.
- Sejarah Brunei : Kesultanan Brunei pernah ditaklukkan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Sumatra pada awal abad ke-9 Masehi. Kerajaan ini juga pernah menjadi taklukan Kerajaan Majapahit yang berpusat di pulau Jawa. Nama Brunai tercantum dalam Negarakertagama sebagai daerah bawahan Majapahit. Kekuasaan Majapahit tidaklah lama karena setelah Hayam Wuruk wafat Brunai membebaskan diri dan kembali sebagai sebuah negeri yang merdeka.
- Luas wilayah Brunei : 5.765 km2
- Indonesia : 1.904.569 km2
- Jumlah Penduduk : 415.713 jiwa (perkiraan 2013)
- Indonesia : 255.461.700 jiwa
- Kepadatan penduduk : 67 orang/km2
- Indonesia : 124 orang/ km2
- Pendapatan Per Kapita penduduk : US$36.607,-
- Indonesia : US$3.511,-
- Keterangan : Setiap penduduk Brunei mendapat penghasilan Rp. 497,855,200,-/tahun, artinya setiap bulan berpenghasilan : Rp. 41,487,933,-
- Penduduk Indonesia setiap bulannnya : Rp. 3,979,133,-
- Mata uang Brunei : Dollar Brunei (B$)
- Indonesia : Rupiah. (Rp)
- Keterangan : B$1 (BND) = Rp. 9.650,-(IDR)
- Zona waktu (Time Zone) Brunei : UTC+8
- Indonesia : UTC+7
- Kode Telepon internasional Brunei : +673
- Indonesia : +62
- Mata uang Brunei : Dollar Brunei (B$)
- Indonesia : Rupiah. (Rp)
- Brunei adalah Kerajaan kaya Raya : Dipimpin oleh Sultan Hasanal Bolkiah dengan kekayaan pribadi mencapai Rp. 272 Trilyun,-.
Sultan ke-29 Brunei ini memang sangat kaya raya. Disebut-sebut menerima warisan kekayaan dari sang ayah, Omar Ali Saifuddin III, sebesar US$ 40 miliar (sekitar Rp 544 triliun dengan kurs Rp. 13.600,-/US$). Setelah hampir setengah abad memimpin, harta keluarga itu perlahan berkurang. Tapi mungkin inilah yang disebut ‘kekayaan tak habis hingga tujuh turunan’. Dua tahun silam, laman The Richest menulis kekayaan bersih Sultan Bolkiah mencapai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 272 triliun. Aset Sultan Bolkiah tak hanya terhampar di dalam negeri. Melainkan juga tersebar di luar negara. Sebut saja rumah mewah di California, Amerika Serikat. Harganya mencapai US$ 48 juta atau sekitar Rp 627,7 miliar. Selain itu, ada pula aset di Las Vegas dan negara lainnya.
Kesuksesan beliau juga turut dirasakan rakyat di negara Brunei tersebut, seperti yang dituturkan seorang nelayan yang dikutip dari dream.co.id.
Tukang perahu yang masih memiliki tanggungan lima anak dan satu istri ini mengaku mendapat bantuan 70 ribu Dollar Brunei atau sekitar Rp 675 juta untuk lima tahun sebagai biaya hidup sehari-hari.
“Setiap lima tahun habis, sambung lagi, sambung lagi. Mesti tidak kerja, kalau kerja tidak boleh,” kata dia.
Sultan Bolkiah membentuk Yayasan Sultan Haji Hassanal Bolkiah (YSHHB) pada 5 Oktober 1992. Yayasan ini menyalurkan bantuan dalam berbagai bidang, mulai keagamaan hingga pendidikan. “Kalau saya tidak punya pekerjaan, saya nulis surat ke Sultan menceritakan keadaan saya. Tidak boleh bohong,” kata tukang perahu itu. Surat-surat yang masuk itu lantas diperiksa oleh staf yayasan sebelum masuk ke istana untuk disetujui Sultan Bolkiah. “Lalu setelah petugas kerajaan memeriksa kebenaran isi surat saya, saya diberi bantuan biaya hidup.”
Kemurahan hati Sultan Bolkiah tak hanya untuk rakyatnya saja. Bapak 12 anak itu juga kerap memberikan bantuan kepada warga di negara lain. Lihat saja saat terjadi gempa dan tsunami tahun 2004 di Aceh. Sultan Bolkiah menjadi pemimpin negara pertama yang menjejakkan kaki di bumi Serambi Mekah itu. Sumbangan sebesar Rp 23,5 miliar degelontorkan sultan melalui yayasan yang dia bentuk.
“Sultan punya firasat dia mementingkan rakyat, bikin senang rakyat,” tukang perahu itu memuji kepemimpinan Sultan.(dbs)
Sultan Bolkiah membentuk Yayasan Sultan Haji Hassanal Bolkiah (YSHHB) pada 5 Oktober 1992. Yayasan ini menyalurkan bantuan dalam berbagai bidang, mulai keagamaan hingga pendidikan. “Kalau saya tidak punya pekerjaan, saya nulis surat ke Sultan menceritakan keadaan saya. Tidak boleh bohong,” kata tukang perahu itu. Surat-surat yang masuk itu lantas diperiksa oleh staf yayasan sebelum masuk ke istana untuk disetujui Sultan Bolkiah. “Lalu setelah petugas kerajaan memeriksa kebenaran isi surat saya, saya diberi bantuan biaya hidup.”
Kemurahan hati Sultan Bolkiah tak hanya untuk rakyatnya saja. Bapak 12 anak itu juga kerap memberikan bantuan kepada warga di negara lain. Lihat saja saat terjadi gempa dan tsunami tahun 2004 di Aceh. Sultan Bolkiah menjadi pemimpin negara pertama yang menjejakkan kaki di bumi Serambi Mekah itu. Sumbangan sebesar Rp 23,5 miliar degelontorkan sultan melalui yayasan yang dia bentuk.
“Sultan punya firasat dia mementingkan rakyat, bikin senang rakyat,” tukang perahu itu memuji kepemimpinan Sultan.(dbs)
No comments:
Post a Comment