bukan Majalah Basi - Selama lawatannya Presiden Republik Indonesia Jokowi menginap di Guest House yang bernama Guest House. Tidak sembarang orang dapat menginap di guest house ini, hanya tamu-tamu spesial Presiden Amerika Serikat sajalah yang dapat menempatinya. Sebagai kebiasaan atau mungkin masuk dalam jadwal protokoler resmi bahwa setiap tamu negara yang telah menginap dan akan meninggalkan guest house harus menandatangani buku tamu dan memberikan kesan selama kunjungan di AS. Buku tamu ini menjadi saksi sejarah bagi puluhan tamu kenegaraan dari negara lainnya yang telah menginap di Blair House.
Guest house ini berada diseberang Gedung Putih tempat kediaman Presiden AS. Tapi siapakah sebenarnya Blair? sehingga namanya dipakai untuk menamai guest house bersejarah tersebut?
Blair atau nama lengkapnya Francis Preston Blair adalah seorang pegawai pengadilan perantara, yang kala itu pernah menulis sebuah editorial di koran lokal dan tulisannya menarik perhatian Presiden AS Andrew Jackson. Presiden mengundang Blair agar mau memperbaiki kegagalan pada koran DC Washington agar menjadi surat kabar resmi pro pemerintah. Akhirnya pada tahun 1830 Blair dan istrinya Eliza pindah ke kota besar dan 7 tahun kemudian menempati rumah yang berada tepat di depan seorang dokter bedah pertama di angkatan darat AS Dr. Joseph Lovell. Sehingga akhirnya rumah tersebut dinamai sebagai Blair House.
Pada tahun 1859 Blair kemudian menambah bangunan rumah di jalan 1653 Pennsylvania Avenue untuk dijadikan tempat tinggal putrinya yang bernama Elizabeth dan suaminya Admiral Samuel Phillips Lee, yang sekarang dikenal dengan guest house Lee atau Lee House. Dalam komplek rumah Blair House memiliki 4 gedung seluas 60.000 kaki persegi. Blair House di jalan 1651 dan Lee House di jalan 1653 sedangkan dua buah gedung lagi dinamakan dengan nama Presiden AS saat itu yaitu Andrew Jackson, dan disebut juga sebagai Jackson Place. (dikutip dari www.blairhouse.com/news.detik.com/dbs)
No comments:
Post a Comment