Headline News

Program Bela Negara targetkan 100 juta WNI

bukan Majalah Basi - Kementerian Pertahanan berencana merekrut 100 juta kader bela negara dari seluruh wilayah Indonesia mulai tahun ini. Hal itu dikatakan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, seusai menjadi pembicara kunci pada seminar nasional 25 tahun SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah akan meluncurkan Program Bela Negara. Ketika dimintai keterangannya mengenai hal ini Menko Polhukam, Luhut Panjaitan mengaku belum mengetahui secara detail terkait program bela negara yang digagas oleh Kementerian Pertahanan. Namun dia memastikan bahwa program bela negara bukanlah wajib militer. Luhut menyatakan akan ada rapat antara dirinya dengan Kementerian Pertahanan pada Kamis (15/10) atau Jumat (16/10) untuk membicarakan lebih jauh program bela negara itu. Dalam pertemuan dengan Kemenhan tersebut, akan turut pula membahas anggaran untuk membiayai Bela Negara.
“Saya harapkan 10 tahun ke depan sudah ada 100 juta kader bela negara. Kader-kader bela negara bertugas melakukan pertahanan negara jika sewaktu-waktu negara mendapat ancaman, baik nyata maupun belum nyata,” kata Ryamizard.
Keberadaan kader bela negara sangat penting dan mendesak. “Karena saya melihat, belakangan wawasan kebangsaan kita sudah mulai luntur,” sambung dia. Ryamizard mengatakan, negara dengan sistem bela negara yang kuat akan membuat negara itu kuat. Indonesia akan menjadi lebih kuat jika memiliki 100 juta kader bela negara. Ryamizard mengatakan, membentuk kader bela negara sebanyak 100 juta kader akan dilakukan melalui program ketahanan negara di setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Pada tahun ini, akan dimulai di 47 kabupaten/kota yang berada di 11 Kodam. “Perlu dicatat bahwa sumber daya manusia yang siap membela negara merupakan salah satu unsur dalam nilai kekuatan perlawanan bangsa,” kata dia. Sebelum ada program dari Kemhan, kegiatan Bela Negara sudah dilakukan di rindam-rindam. Seperti di Rindam Jaya/Jayakarta yang banyak peminatnya. "Kita nggak pernah cari, mereka yang malah minta. Mereka pada berdatangan," ujar Komandan Rindam Jaya Kolonel Inf Iwan Setiawan saat berbincang dengan detikcom di kantornya, Jl Condet Raya, Jaktim, Selasa (13/10/2015).
Jajaran Rindam Jaya selalu welcome dengan pihak manapun yang ingin mengikuti kegiatan Rindam Jaya. Namun memang biasanya waktu perlu diatur terlebih dahulu agar tidak bentrok. "Selama ini kebanyakan dari pelajar, mulai dari SMP sampai mahasiswa, lalu instansi pemerintah, dan perusahaan swasta. Kementerian juga sering," kata Iwan. Penyelenggaraan bela negara ini merupakan fasilitas bagi instansi manapun yang meminta mendapat pendidikan wawasan kebangsaan. Di Rindam Jaya kegiatan ini berada di bawah Depo Pendidikan (Dodik) Bela Negara. 

Dalam pelatihan Bela Negara diharapkan warga negara mendapat nilai-nilai sebagai berikut :
  1. Cinta Tanah Air
  2. Sadar Berbangsa dan Bernegara
  3. Yakin Pancasila sebagai Ideologi Negara
  4. Rela berkorban untuk Negara dan Bangsa
  5. Memiliki kemampuan awal bela negara

Kegiatan bela negara tidak hanya diisi dengan teori tentang kebangsaan atau kedisplinan militer dasar, namun juga kegiatan outbond. Seperti meluncur seperti flying fox walaupun instumennya berbeda. Pengalaman seperti menelusuri sungai pun menjadi salah satu hal menarik lainnya. Juga tentang navigasi dan ilmu lainnya yang pasti akan berguna sebagai bekal. Semua itu dengan terapan teorinya. Tak heran banyak yang berminat mengikuti program bela negara ini. "Kita nggak pernah cari. Selalu ada yang ingin kegiatan (bela negara) di sini. Seperti besok tanggal 25 Oktober, ada 800 dari Kemenkes yang mau bela negara di sini," terang Wadanrindam Jaya Letkol Inf Jayusman dalam kesempatan yang sama. "Ada juga kita diminta melatih Bem se-Indonesia oleh Kemenpora. Dibuka langsung oleh menteri tapi lokasinya nanti di Cibubur," imbuh dia. Bela negara memang berat untuk waktu-waktu awal. Perlu adaptasi bagi peserta namun pada akhirnya mereka menjadi terbiasa dan tidak mengeluh lagi. "Beratnya minggu awal, ke sininya udah bisa menyesuaikan. Paling berat yang di fisik aja. Pelatih galak sih nggak, tegas. Tapi kita jadi dekat dengan yang lain dan pelatihnya," cerita salah satu peserta bela negara BPJS, Farisa Barky saat ditemui di baraknya. Sebagai seorang wanita, mojang Bandung ini mengaku sempat merasa terbebani. Apalagi waktu latihan yang terbilang cukup lama, lebih dari satu bulan. "Ya emang sempet gimana ya, apalagi kita perempuan kan ada datang bulan juga jadi agak repot. Tapi ya dijalani aja. Paling susahnya ya kadang suka gatal-gatal, karena kita kan aktivitas di luar terus kotor-kotoran," ucapnya. 
Meski demikian, Farisa dan teman-temannya tetap semangat mengikuti program yang diwajibkan di kantornya ini. Mereka terutama menikmati kegiatan outbond atau fisik. "Mountenering kayak turun tebing seri. Kalau aku mah mending di lapangan, soalnya kalau di kelas bikin ngantuk," tutur perempuan berusia 25 tahun itu. Sama halnya dengan Farisa, peserta lainnnya yang bernama Fibi Niken mengaku menikmati kegiatan bela negara. Pasalnya ada banyak hal positif yang mereka dapatkan melalui pelatihan ini. "Kita kalau bangun jam 03.00 WIB-an karena jam 04.00 WIB kan udah apel. Terus sekarang akhirnya jadi akhirnya udah otomatis bangun jam segitu. Nggak usah pakai alarm lagi," kisah Fibi. 
Para peserta dari BPJS memang terlihat lelah mengingat mereka sudah mengikuti kegiatan full di Rindam Jaya sejak 6 September lalu. Namun Fibi dan teman-temannya masih terlihat sumringah dan tetap semangat mengikuti aturan selama di barak. "Kita di sini harus disiplin banget. Tapi terus kita jadi kompak. Bahkan kita mandi dan cuci baju aja sama-sama seringnya. Soalnya kita harus cepat-cepat. Biasanya cuci baju malam sebelum tidur sekalian mandi," ungkap pekerja BPJS KC Boyolali tersebut. Lalu apa yang paling berat selama mengikuti kegiatan bela negara ini? "Kalau buat kita (perempuan) yang paling berat pas makan, karena harus cepat-cepat dan porsinya banyak, kayak porsi laki-laki. Itu harus habis. Kalau nggak habis, disuruh lari-lari di lapangan sambil bawa ompreng makannya hahaha," tutup Fibi sambil tergelak. (detik.com/AKS/dbs)




FOTO DOK : DETIK, ANTARA

No comments:

Post a Comment

bukan Majalah Basi Designed by Templateism.com Copyright © 2015

bukan Majalah Basi| ABOUT |

bukan Majalah Basi| KONTAK

| PRIVACY POLICY |

DISCLAIMER

| ToS |

Sitemap |

Powered by Blogger.