Headline News

Ketika seorang Pemimpin sudah tidak punya HATI NURANI

bukan Majalah Basi - Kepolisian akhirnya menetapkan Hariyono, Kepala Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur, sebagai dalang dari penganiayaan yang menyebabkan Salim Kancil tewas dan Tosan terluka berat. Keduanya menolak keberadaan tambang pasir di desanya.
Hariyono, Kades Selok Awar-awar otak pembunuhan Salim Kancil
Janji-jani manis saat kampanye (FOTO DOK : DETIK.COM)
Sebelumnya Hariyono telah ditetapkan sebagai tersangka tewasnya Salim Kancil bersama 22 orang lainnya, tapi saat itu tersangka untuk kasus penambangan liar. Sekarang, "Telah ditetapkan sebagai aktor intelektual dalam pembunuhan dan penganiayaan terhadap Salim alias Kancil dan Tosan," kata Kapolres Lumajang Ajun Komisaris Besar Fadly Munzir Ismail, Kamis, 1 Oktober 2015.
Penganiayaan diduga berpangkal dari penolakan Salim, Tosan, dan sebagian warga lainnya terhadap keberadaan dan aktivitas tambang pasir di desanya. Izin tambang disebut berkedok bisnis pariwisata, tapi kenyataannya hanya eksploitasi brutal atas pasir pantai di desa itu. Kelompok warga itu pernah membuat pernyataan sikap, meminta audiensi dengan bupati setempat, dan turun ke jalan menghadang truk-truk pengangkut pasir. Ancaman sudah pernah diterima pada 10 September 2015, lalu diadukan ke polisi setempat pada 11 September 2015. Namun tetap saja terjadi pembunuhan pada Sabtu, 26 September 2015.
Penganiayaan dialami Tosan dan Salim pada Sabtu pagi, 26 September 2015. Pelaku diperkirakan sampai 40 orang. Penganiayaan dilakukan di depan rumah para korban, lapangan, hingga di balai desa setempat.
Saat itu Tosan sempat melarikan diri karena dikejar oleh 40 orang bersepeda motor, namun ia tertangkap dan mengalami penyiksaan berkali-kali dilindas motor, aksi ini berakhir saat dilerai oleh warga. Kemudian rombongan menuju arah rumah Salim yang saat itu sedang menggendong cucunya 5 tahun, mereka langsung menangkap Salim dan mengikatnya dengan tali yang telah mereka siapkan. Mereka membawa Salim ke Balai Desa sambil terus menyiksanya dengan benda yang yang mereka bawa disajsikan oleh warga yang ketakutan. Sesampainya di balai desa mereka terus menyiksa salim dengan disetrum dan dengan gergaji, padahal di sana sedang ada acara kegiatan anak-anak PAUD. Kemudian mereka membawa Salim ke jalan kampung menuju tempat pemakaman yang sepi, disanalah Salim menghembuskan nafas terakhir setelah dikepruk batu. (tempo.co/dbs)
Sungguh ironis, seorang kepala desa telah memerintahkan penganiayaan tersebut, padahal dulu saat ia mencalonkan dirinya telah bermulut manis dan menebar janji bahkan merasa sok akrab dengan rakyatnya...COBLOS IKI AE DULUR...
Dulu rakyatnya dianggap DULUR atau Saudara, setelah menduduki posisinya rakyat ditindas...
Bahaya Laten Oknum Pejabat Indonesia...
Seperti salah seorang Kepala Desa wanita di daerah Jawa Barat yang tengah bersatu bersama warganya mempertahankan kedaulatan desanya dengan cara bermusyawarah meminta segera menutup penambangan pasir serupa demi menjaga kelestarian alam dan lingkungan desa tersebut.semoga saja masih banyak pejabat-pejabat yang baik hati dan selalu pro rakyat. (red)

No comments:

Post a Comment

bukan Majalah Basi Designed by Templateism.com Copyright © 2015

bukan Majalah Basi| ABOUT |

bukan Majalah Basi| KONTAK

| PRIVACY POLICY |

DISCLAIMER

| ToS |

Sitemap |

Powered by Blogger.