Headline News

Mega Suap ditubuh FIFA hingga 2 trilyun Rupiah

bukan Majalah Basi - Kisruh di tubuh Federation Internationale de Football Association (FIFA) soal suap menjadi preseden buruk bagi federasi sepakbola internasional yang didirikan di Paris 21 Mei 1904 itu. Tak kurang dari Sepp Blatter sebagai Presiden FIFA harus mengundurkan diri walau ia baru saja dilantik untuk kelima kalinya. Saat ini, 14 orang didakwa dengan tuduhan pemerasan dan pencucian uang, sejumlah US$150 juta atau sekitar Rp. 2 Trilyun lebih yang berlangsung selama 24 tahun. Demikian seperti dilansir poskotanews.com.


FIFA sejak beberapa bulan terakhir mendapat sorotan setelah sejumlah pejabat senior organisasi ini diskors atau menjalani penyelidikan pidana terkait dugaan korupsi dalam penentuan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Yang menjalani skors antara lain adalah Presiden FIFA Sepp Blatter dan Ketua UEFA Michel Platini. Blatter sudah menyatakan mundur dari FIFA. “Anda mulai percaya sekarang bahwa hampir tidak ada penentuan tuan rumah Piala Dunia yang tidak melibatkan suap,” ujar Dyke, Ketua asosiasi sepak bola Inggris. Kasus ini mencuat setelah Departemen Kehakiman Amerika Serikat di pengadilan New York membongkar kasus suap di tubuh FIFA berdasar pengakuan Mantan anggota komite eksekutif FIFA, Charles Blazer -yang dikenal dengan panggilan Chuck Blazer, ia mengaku dan beberapa komite eksekutif FIFA lainnya sepakat menerima uang suap sehubungan dengan pemilihan Afrika Selatan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010. Selain itu, Blazer juga mengaku bahwa ia menerima uang suap untuk kegiatan FIFA lain di tahun 1998.


Sebelumnya, Afrika Selatan telah menyangkal memberi suap kepada pejabat FIFA terkait pemilihan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010. Namun Menteri Olahraga Fikile Mbalula mengakui ada uang sebesar US$10 juta yang ia berikan kepada pejabat FIFA. Kasus ini telah mengilhami Union of European Football Associations (UEFA), yaitu Asosiasi Sepakbola negara Eropa untuk membuat "piala Dunia Tandingan". Hal ini diprakarsai oleh angggota UEFA dari Denmark, Allan Hansen. “Piala Dunia tandingan” ini pada intinya adalah turnamen Eropa dengan peserta tambahan yang berasal dari benua lain. Bila turnamen tersebut bisa digelar, besar kemungkinan akan berdampak besar terhadap FIFA, karena sponsor dan penerimaan dari hak siar televisi akan beralih ke turnamen baru ini. Ketua asosiasi sepak bola Inggris, FA, Greg Dyke mengatakan boikot terhadap Piala Dunia FIFA hanya akan efektif jika didukung oleh banyak negara. (dbs)

No comments:

Post a Comment

bukan Majalah Basi Designed by Templateism.com Copyright © 2015

bukan Majalah Basi| ABOUT |

bukan Majalah Basi| KONTAK

| PRIVACY POLICY |

DISCLAIMER

| ToS |

Sitemap |

Powered by Blogger.