Headline News

Langkanya Film Indonesia bertema "Pendekar'

bukan Majalah Basi - Kejayaan film-film silat seperti 'Wiro Sableng' dan 'Si Buta dari Gua Hantu' telah lama padam. Digantikan drama sinetron yang menggeser kejayaan mereka, diikuti dominasi film drama dan horor di layar lebar. Apakah penggemar film bertema silat dan pendekar masih ada? Mungkin pertanyaan itu yang muncul pertama kali di benak produser Mira Lesmana ketika membuat film 'Pendekar Tongkat Emas.' Tetapi semangat Mira untuk menghadirkan kembali kisah yang terinspirasi komik silat dan bercerita tentang dunia pendekar sudah tak terbendung lagi. Ini adalah proyek impiannya selama 8 tahun. 


Film yang disutradarai Ifa Isfansyah ('Sang Penari', '9 Summer 10 Autumns') dan rilis tahun 2014 tahun lalu itu bercerita tentang Cempaka (Christine Hakim), pendekar yang sangat disegani dan dihormati dalam dunia persilatan, dan pemegang senjata Tongkat Emas dan jurus tak tertandingi. Cempaka yang mulai menua akan mewariskan senjata dan jurus Tongkat Emas kepada muridnya. Cempaka memiliki empat murid yang sebagian besar adalah anak-anak dari pendekar yang ia bunuh. Ada Biru (Reza Rahadian), Gerhana (Tara Basro), Dara (Eva Celia) dan Angin (Aria Kusumah). Pembunuhan dan pengkhianatan terjadi sebelum dunia persilatan mengetahui ahli warisnya. Tongkat Emas kemudian jatuh ke tangan yang salah hingga menyebabkan kekacauan. Satu-satunya orang yang dapat membantu mengambil alih Tongkat Emas adalah Pendekar Naga Putih, bekas pasangan Cempaka yang lama menghilang. Dua orang murid Cempaka yang tersisihkan dan dikhianati harus menemukan Pendekar Naga Putih sebelum terlambat.
Menyaksikan 'Pendekar Tongkat Emas' seperti mendapatkan angin sejuk di tengah ketatnya persaingan industri film Indonesia yang didominasi cerita drama dan horor. Mira Lesmana memberikan pilihan bagi penonton. Ceritanya ringan dan memiliki komposisi yang khas dalam cerita pendekar yakni dendam, pengkhianatan dan keserakahan. Cerita pendekar tak seru tanpa pertarungan, bukan? Mira menggaet profesional khusus koreografi pertarungan yaitu Xiong Xin Xin dari Hong Kong. Dia adalah seniman bela diri, aktor, penata koreografi yang memulai kariernya sebagai salah satu body double aktor Jet Lee.
Dari deretan pemain, Eva Celia Latjuba menghadirkan sosok Dara dengan cukup baik. Terlihat usahanya untuk menghidupkan sosok pendekar paling muda yang lugu dan berhati bersih, meskipun ia tahu gurunya adalah penyebab dirinya yatim piatu. Reza Rahadian dan Tara Basro yang tampil antagonis, membawakan karakter masing-masing yang licik dengan mulus. Sementara Nicholas Saputra menghadirkan sosok pendekar misterius sedingin Rangga 'AADC'. Ya, tapi dia juga bisa melunak karena cinta. Selain suguhan cerita dan pertarungan pendekar, hal lain yang menjadi nilai utama film ini adalah beauty shot yang bertebaran sebagai latar.
Sutradara Ifa Isfansyah dan Gunnar 'Unay' Nimpuno (Director of Photography) bekerjasama menghadirkan sejumlah lokasi di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, dengan angle terbaik mereka. Pemandangan yang dihadirkan tak kalah dari cantiknya perbukitan Selandia Baru yang dilambungkan Peter Jackson lewat film The Hobbit' dan 'Lord of the Rings'.
Masih adakah "Pendekar Tongkat Emas', 'Si Buta dari Gua Hantu', 'Wiro Sableng' atau pendekar-pendekar lain yang akan hadir ditengah-tengah masyarakat yang kadung dengan drama sinetron India, Korea atau bahkan dari Turki? Tunggu saja kiprah para sineas kita berkarya lagi.(hot.detik.com/dbs)

No comments:

Post a Comment

bukan Majalah Basi Designed by Templateism.com Copyright © 2015

bukan Majalah Basi| ABOUT |

bukan Majalah Basi| KONTAK

| PRIVACY POLICY |

DISCLAIMER

| ToS |

Sitemap |

Powered by Blogger.